Kamis, 18 Agustus 2011

Makna Kata “Shahwah Islamiyah” (Kebangkitan Islam)


MAKNA KATA “SHAHWAH ISLAMIYAH” (KEBANGKITAN ISLAM)[1]

Ada yang mengatakan bahwa (penggunaan) kata “Shahwah Islamiyah” harus ditinjau kembali, berdasarkan hadits Nabi n :
مَا زَالَتْ طَائفَةٌ مِنْ أُمَّتِي قَائِمَةٌ عَلَى الْحَقِّ
 “Akan tetap ada sekelompok dari umatku yang akan tegak di atas Al-Haq.”
Sehingga mereka mengatakan bahwa kata “Shahwah Islamiyah” menafikan hadits ini.[2] Lalu bagaimanakah jawaban Syaikh terhadap hal ini?
Hal ini tidak menafikan hadits tersebut; karena Nabi n  tidak mengatakan : Umatku senantiasa di atas Al Haq” namun beliau mengatakan: sekelompok dari umatku.” Artinya bahwa akan ada kelompok-kelompok lain yang tidak berada di atas Al Haq. Maka orang-orang pun mengatakan ungkapan “Shahwah” (kebangkitan) karena melihat / membandingkan dengan keadaan mereka sebelum kebangkitan tersebut. Maka (penggunaan kata) ini adalah benar dan tidak ada masalah sama sekali. Karena, hadits ini mengatakan :
لاَ تَزَالُ طَائفَةٌ مِنْ أُمَّتِي
“Akan tetap ada sekelompok dari umatku ….”[3]
Dan tidak mengatakan : “Umatku akan senantiasa…”. Tentu terdapat perbedaan antara keduanya. Terkadang di suatu negara Ad Dien itu nampak, sementara di Negara lain justru sebaliknya.


[1] Sumber : PANDUAN KEBANGKITAN ISLAM – Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin hal. 249- 250 penerbit Darul Haq Jakarta cet. 1 th. 2002.
[2] Maksudnya bahwa penggunaan kata “Shahwah Islamiyah” (Kebangkitan Islam) terhadap umat Islam berarti menyatakan bahwa sebelumnya –atau ada suatu masa di mana- umat Islam pernah terlelap dan tidak ada yang bangkit, padahal hadits Nabi n tersebut menunjukkan bahwa tidak mungkin umat Islam ini terlelap secara keseluruhan, karena akan senantiasa ada segolongan umat ini yang berjalan di atas Al-Haq dan menampakkannya (pen).
[3] Bagian dari hadits yang dikeluarkan oleh Bukhari no. 7311 dalam kitab Al I’tisham bab : Qaulun Nabi n : La tazalu… “……”.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar